Rp. 0
indonesia
  • laurentinus99@gmail.com
  • Toko Kami Buka 24 Jam
indonesia

Kepulauan Bangka

  • By Admin
  • 17 Agustus 20249
  • Wisata

Bangka Belitung menyuguhkan wisata alam yang begitu indah dan memukau. Mulai dari pantai, danau hingga museum yang memanjakan mata. Jadi, tak salah jika kamu memilih Pulau Bangkasebagai tujuan untuk berlibur, Pulau Bangka mempunyai banyak pantai yang begitu indah dipandang. Berikut rekomendasi 10 Wisata Pulau Bangka :

1. Danau Kaolin
Danau Kaolin seringkali disebut dengan istilah Camoi Aik Biru (kolam biru). Danau ini terbentuk dari hasil galian tamban yang berbentuk cekungan, lalu lambat laun terisi air.
Danau ini terlihat cantik dengan airnya yang berwarna biru toska. Warna birunya ditimbulkan dari sisa mineral pertambangan dan kaolin. Pada bagian pinggir danau terlihat seperti bukit, tanah berwarna putih.
Mengutip website Kabupaten Bangka Tengah, Danau Kaolin berada di Desa Nibung, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah. Jaraknya sekitar 60 km dari Bandara Depati Amir.

2. Museum Timah Indonesia
Mengutip website Kementerian Keuangan RI, museum Timah memiliki nilai sejarah tinggi bagi kemerdekaan Indonesia. Lokasi museum berada di Batin Tikal, Kecamatan Taman Sari, Kota Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung.
Dibangun pada tahun 1958, museum ini menyimpan catatan perjalanan sejarah pertimahan di Bangka Belitung dan dunia. Museum juga menjadi lokasi perundingan Indonesia dengan Belanda dan UNCI (United Nations Commission for Indonesia).

3. Pesanggrahan Menumbing
Mengutip portal Kabupaten Bangka Barat, Pesanggrahan Menumbing merupakan sebuah kastil yang dibangun pada masa kolonialisme. Tinggi kastil mencapai 445 mdpl. Lokasinya berada di Bukit Menumbing, Muntok, Kabupaten Bangka Barat.
Dahulu, bangunan ini dijadikan tempat pengasingan Bung Hatta, Pringgodigdo, Komodor Surya Darma, Assa'at, Ali Sastroamidjojo dan Moch Roem. Para tokoh kemerdekaan menghuni bangunan di Kepulauan Bangka Belitung ini sejak 22 Desember 1948 sampai 7 Juli 1949.

4. Pulau Ketawai
Pulau Ketawai merupakan pulau tak berpenghuni yang ada di Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung. Wisatawan yang mau menikmati keindahannya harus menempuh perjalanan sekitar 30 menit dari pusat Pangkalpinang.
Perjalanan pertama menuju dermaga Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Desa Kurau. Selanjutnya adalah perjalanan lewat laut menggunakan kapal speedboat dari dermaga.
Suasana pantainya masih sepi dan alami. Hal ini menjadikan ketawai sebagai destinasi yang nyaman untuk didatangi bersama keluarga maupun teman.

5. Alun-alun Taman Merdeka
Dahulu, pada masa pemerintahan Belanda, alun-alun ini bernama Alun-alun Selatan. Kemudian berganti nama menjadi Lapangan merdeka pada tahun 1945. Lalu, sejak tahun 2011, namanya menjadi Alun-alun taman Merdeka.
Menurut website Dinas Pariwisata Kota Pangkalpinang, Alun-alun Taman Merdeka merupakan pusat aktivitas berbagai kegiatan atau event di kota Pangkalpinang. Lokasinya berada di Batin Tikal, Kecamatan Taman Sari.

6. Babel Bhay Park
Babel Bhay Park Pangkalpinang merupakan kawasa wisata ramah anak dan Instagramable. Destinasi ini menyediakan trek foto danau untuk jalan santai atau jogging. Selain itu ada kafe yang tersedia di dekat lintasan jogging.
Jadi, kafenya bisa menjadi tempat istirahat atau berkumpul dengan keluarga ataupun teman, Lokasi Babel Bhay Park berada di Air Itam, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung.

7. Pantai Air Anyir
Mengutip website Pesona Indonesia dari Kemenparekraf, Pantai Air Anyir masih begitu asri, bersih, dan teduh. Pantainya cukup dangkal untuk menjadi spot permainan air, teruama bagi anak-anak.
Pada beberapa bagian pantai terdapat pondokan yang bisa digunakan untuk berteduh dan bersantai. Lokasi pantai Aiur Anyir adalah di Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung.

8. Tanjung Kalian

Menara Suar Tanjung Kalian memiliki tinggi 56 meter, dan untuk mencapai puncaknya harus melewati 199 anak tangga, dengan rincian 162 anak tangga batu, 28 anak tangga kayu, dan 9 anak tangga besi.

Dan sejak pertama kali dibangun oleh Belanda, fungsi menara suar ini sangatlah penting bagi kapal-kapal yang melintasi Selat Bangka. Menara Suar inilah pemandu navigasi utama keselamatan kapal-kapal agar terhindar dari karang-karang yang membentang di selat yang memisahkan Pulau Bangka dan Sumatera itu.

9. Gunung Menumbing

Ada sebuah dataran tinggi di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung, yang erat kaitannya dengan perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Namanya Menumbing, sebuah bukit setinggi hampir 500 meter di atas permukaan laut dan menjadi bagian dari Taman Hutan Raya (Tahura) Gunung Menumbing. Letaknya sekitar 20 menit berkendara dari Muntok, ibu kota kabupaten. Tahura Menumbing berfungsi sebagai kawasan konservasi alam yang menyimpan beragam kekayaan hayati.

Berdasarkan hasil penelitian dan pendataan yang dilakukan Fakultas Kehutanan IPB University pada 2016 diketahui di Tahura Menumbing terdapat koleksi fauna, meliputi 94 jenis burung, 14 jenis binatang amfibi, 25 jenis reptil, dan 11 jenis mamalia. Hewan-hewan itu di antaranya kijang, tupai terbang, babi hutan, kucing hutan, monyet ekor panjang, dan ular. Ada pula burung puyuh, punai, elang, dan pelatuk.

Dalam tahura seluas 3.333,2 hektare tersebut juga terdapat aneka tumbuhan termasuk pohon pala raksasa berusia 150 tahun yang bibitnya berasal dari Maluku. Layaknya sebuah hutan, Bukit Menumbing menyajikan aneka flora khas dataran tinggi seperti pinus, pakis, anggrek hutan, dan lainnya.

Seperti dikutip dari website Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, peran Pesanggrahan Menumbing makin terasa tatkala peristiwa Agresi Militer II oleh tentara Belanda meletus pada 19 Desember 1948. Ketika Belanda menguasai Yogyakarta, mereka menangkapi tokoh-tokoh nasional seperti Soekarno, Sutan Sjahrir, Agus Salim, pada 22 Desember 1948 dan diasingkan ke Berastagi memakai pesawat B-25.

Belanda kemudian mengirimkan Soekarno bersama Agus Salim, Mohammad Roem, dan Ali Sastroamidjojo untuk diasingkan ke Muntok pada 6 Februari 1949. Mereka ditempatkan di Pesanggrahan Menumbing, namun berbeda kamar. Soekarno ditempatkan di kamar 12, kamar 12-A diisi oleh Mohammad Roem, dan Agus Salim di kamar 11.

Belakangan, Soekarno tidak nyaman dengan hawa dingin puncak Bukit Menumbing dan minta dipindahkan ke Pesanggrahan Muntok atau Wisma Ranggam bersama Agus Salim, Mohammad Roem, dan Ali Sastroamodjojo. Selama masa pengasingan di Menumbing, tokoh-tokoh pemimpin bangsa tersebut tetap sibuk berjuang lewat jalur diplomasi.

  • Penulis: Admin
  • Publish: 17 Agustus 2024
  • Kategori: Wisata
  • Tags: belitung